News

Melodisisme Kuintet Paolo Fresu di GKJ

Balkon dan kolom Dorik Gedung Kesenian Jakarta (16/05/’12) bersahabat ramah dengan seleksi dari George Frideric Handel “Lascia Ch’io Pianga” yang diambil dari opera “Rinaldo” dan komposisi Giacomo Puccini untuk babak elok opera “La Bohème“, yaitu “Sono Andati“. Bedanya, gema di tengah panggung bukanlah berasal dari solo soprano atau sang prima donna opera, ini adalah kuintet jazz tulen.

Paolo Fresu selain singgahi repertoar barok, di depan luncurkan sentimen “Que reste-t’il de nos amours?” yang juga populer sebagai “I Wish You Love” dalam pembawaan muted trumpet yang sangat laid-back dan lekuk-lekuk plastis yang menempatkan nada meleset sedikit dari larasnya secara menawan. Ujungnya berpilin drastis dengan seri putaran vertikal dari saksofon Tino Tracanna di atas hembus ekstra panjang Fresu yang meniup flugelhorn dengan teknik pernafasan sirkular, membuka fusi “T.R.E.A.P.”. Karya kontrabasis Attilio Zanchi itu pernah muncul dalam album kontemporer P.A.R.T.E. (EMI Music Italy, 2005).

Paolo Fresu Quintet - GKJ 16.05.2012.jpg
Paolo Fresu dan Tino Tracanna di depan kontrabasis Attilio Zanchi

Pianis Roberto Cipelli turut diangkat pula karyanya dalam “Kosmopolites” dengan sinyal pengaruh Miles Davis era akhir di sudut terompet. Fresu pun menyelipkan karyanya sendiri, “Una Frutta E Una Pigna“, yang terdengar bertema fanfare. Beragamnya alternatif yang ditawarkan kuintet ini menjadikan penggunaan efek seperti delay pada terompet dalam permainan ambience menjadi wajar untuk formasi klasik yang sekilas adalah melulu jazz akustik. Pemain drum Ettore Fioravanti pun kelihatannya ada di perbatasan, bukan kuat pada bentuk otentik grup akustik. Namun, Fresu memang tidak sedang tampil dengan tim fusinya yang tidak mengharamkan loop disko atau distorsi rock. Tim fusi yang tak akan disebutnya “kuintet” agar akur dengan kesepakatan jazz.

Tak lengkap pula kuintet manggung tanpa eksekusi blues, maka dipilihlah “Cool Blues” dengan ciri padunya ensambel cool jazz yang sekaligus mengayun langkah. Rombongan yang baru saja tiba dari New Delhi ini tampil prima tanpa kita tahu bahwa rata-rata personilnya sedang sakit. Fresu bahkan langsung menghilang ke praktek dokter usai pertunjukkan tanpa sempat beramah-tamah. Beruntunglah mereka yang dapat menikmati konser yang diselenggarakan oleh Institut Kebudayaan Italia (Kedubes Italia) dan GKJ itu. Menonton Paolo Fresu adalah pengalaman unik menyimak alur musik yang fokus pada berkembangnya melodi, alias melodisisme.

Paolo Fresu Quintet - GKJ 16.05.2012 - 1.jpg
Paolo Fresu 5et

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker