Review

Anouar Brahem – Barzakh

Semangat Jazz dalam Balutan Irama Padang Pasir

Anouar Brahem - Barzakh
Anouar Brahem - Barzakh

Nuansa religius sangat jelas terasa waktu melihat sampul yang berupa kaligrafi maupun membaca judul album ini: Barzakh. Dalam eskatologi Islam, Barzakh adalah sebuah penyekat antara dunia dan akhirat berupa alam kubur tempat peristirahatan terakhir sebelum dibangkitkan kembali pada Hari Penghakiman. Konsep ini termuat dalam Al-Quran Surah Al Mu’minuun: 100.

Album ini adalah buah dari perjumpaan Anouar Brahem dengan Manfred Eicher, orang nomor satu pada perusahaan rekaman jazz terkemuka di Munich, Jerman, ECM. Pertemuan itu pula menghasilkan setidaknya sembilan album Anouar pasca Barzakh (1991) yang dirilis label tersebut. Di album perdana bersama ECM ini, Anouar mengajak serta dua musikus yang telah lama bekerjasama dengannya, Béchir Selmi (biola) dan Lassaad Hosni (perkusi).

Anouar Brahem dikenal sebagai pemain al-‘ūd (Inggris: the oud; Indonesia: gambus) bertaraf virtuoso. Ia tekun mempelajari instrumen khas Timur Tengah yang bentuknya mirip buah pir ini sejak usia sepuluh tahun. Titik berat olah artistik Anouar terletak pada ikhtiar untuk mengembangkan musik tradisi Tunisia, tanah kelahirannya yang kuat akan unsur musik klasik Arab. Untuk itulah ia berguru kepada maestro al-‘ūd Ali Sriti secara intensif selama empat tahun, menggali segala rahasia estetika melalui modus otentik Arab (sistem maqam) juga improvisasi taqsim yang mendasari ketertarikan Anouar akan jazz.

Ketika menyimak Barzakh, ada ekstase tersendiri dalam rangkaian komposisi nan eksotis. Di dalamnya terdapat elemen musik tradisional Tunisia, Mediterania, sekaligus jazz modern. Walaupun menyajikan tema religius-spiritual namun musik garapan Anouar sangatlah universal, siapa saja yang berpikiran terbuka dapat menikmatinya, tanpa harus menjadi salah satu anggota kelompok atau sistem kepercayaan tertentu. Inilah indahnya kuasa musik!

Lewat karyanya ini, Anouar menunjukkan inovasi dan versatilitas bermain al-‘ūd secara brilian. Trek pembuka “Raf Raf” mengawali perjalanan musikal dengan tampilan solo Anouar Brahem sebelum lanjut ke nomor kedua “Barzakh” yang dimainkan bersama violinis Béchir Selmi. Di komposisi berdurasi sebelas menit tersebut, sayatan biola dan petikan al-‘ūd menciptakan sonoritas yang menggugah nurani secara transenden atas interpretasi Barzakh itu sendiri. Anouar melanjutkan aksi tunggalnya dalam “Sadir”, “Ronda”, “Hou”, “Sarandib”, “Le Belvédère Assiége” dan “La Nuit Des Yeux” diantaranya.

Kontribusi signifikan oleh Lassaad Hosni memikat pendengarnya lewat permainan atraktif instrumen perkusi tradisional Tunisia, bendir dan darbouka pada trek solo “Souga” dan “Bou Naouara” yang berirama rampak. Dua nomor kontras, “Parfum De Gitane” dan “Kerkenah” menyatukan Anouar, Béchir, dan Lassaad dalam aliran harmoni dan irama yang mengingatkan kepada supergrup pemrakarsa world music fusion, Shakti.

Bagi para penikmat jazz khususnya yang sedang menunaikan ibadah di bulan suci, album ini dapat menjadi sarana tafakur dan refleksi dalam memaknai ketahiran sukma melalui perirana firdausi Anouar Brahem bersama Béchir Selmi dan Lassaad Hosni. Ramadan Kareem!

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

One Comment

  1. Musisi muslim jazz ,…. berekspresi dan berkreasi dengan bregitu islami. sampulnya dan albumnya jga ,…seakan mengingat kita sbagai manusia. akan Kebesaran dan kekuasaan Alloh Sang Maha kaya dan Maha pencipta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker