Review

Courtney Pine – House of Legends

Album: House of Legends
Label: Destin-E Records, 2012

01. The Tale of Stephen Lawrence
02. Kingstonian Swing
03. Liamuiga (Cook Up)
04. Samuel Sharpe
05. Ça c’est bon ça
06. Claudia Jones
07. Song of the Maroons
08. House of Hutch
09. From the Father to the Son
10. Ma-Di-Ba
11. Tico Tico

Courtney Pine - House of Legends
Courtney Pine – House of Legends

Lewat album House of Legends, reedman Britania Raya berdarah Jamaika Courtney Pine merajut bunyi-bunyian khas Karibia dengan sentuhan jazz, musik yang telah digelutinya selama tiga dekade. Selain itu, dalam rilis ini Courtney mengetengahkan pula instrumen andalannya, saksofon sopran secara ekslusif ketimbang album-album terdahulu yang lebih multi-instrumen.

Courtney melampirkan sejumlah nomor perpaduan antara karya orisinil miliknya berikut aransemen atas lagu-lagu yang sudah cukup dikenal luas. Ia memulai dengan balada sendu “The Tale of Stephen Lawrence” dalam format duet bersama pianis Mervyn Africa, kemudian beralih tempo kontras, penuh energi ska atas “Kingstonian Swing.” Seksi ritmik rapat dihadirkan oleh drummer Rod Youngs, basis Miles Danso dan Mario Canonge serta Cameron Pierre di posisi piano dan gitar, menjaga detak bagi front tiup Courtney, dua trombonis Trevor Edwards dan Rico Rodriguez juga trumpeter Mark Crown.

Semakin melaju dengan undangan dansa “Liamuiga” lewat pukulan steelpan Annise Hadeed, Courtney pula suguhkan rangkaian solo berapi-api atasnya. Titel frankofon “Ça c’est bon ça” dibalut oleh anggunnya seksi gesek, pun tampak Courtney terilhami oleh legenda saksofon sopran Sidney Bechet terutama pada alur melodinya.

Rekognisi untuk Nelson Mandela tercantum dalam “Ma-Di-Ba” yang bernuansa ceria, sedangkan bagi pendengar yang ingin menikmati hembusan angin tropis Karibia dapat memutar “Claudia Jones,” “Song of the Maroons” yang menyertakan flute dan banjo, atau serunya interplay “From the Father to the Son.”

Simak juga improvisasi piano jazzy Mario di trek “House of Hutch” berbalas tiupan saksofon Courtney dengan solo memukau dalam irama khas Jamaika. Sebagai penutup ialah puncak permainan Courtney atas “Tico Tico” yang ditimpali jentik gitar dan piano kecepatan tinggi, bergiliran dan sejajar melesat hingga ulangan tema jelang akhir birama.

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker