Review

Dewa Budjana – Zentuary

Dewa Budjana - Zentuary
Dewa Budjana – Zentuary

Belum terlambat untuk menikmati album dari gitaris yang sudah melahirkan 10 album solo ini, dan beruntungnya, saya bisa menikmati perjalanan-perjalanan dari album ke album tersebut, sejak saya masih memakai seragam SMA, menikmati album nusa damai dan gitarku dalam bentuk kaset pita, hingga 2016 lalu, saya kembali menikmati karya yang baru dilahirkan dari seorang Dewa Budjana yang diberi nama Zentuary.

Album ini dibantu oleh beberapa musisi seperti Tony Levin di bass, Gary Husband menjadi keyboardis, Jack DeJohnette sebagai drummer, Saat Syah pada suling, Ubiet mengisi vokal dan Risa Saraswati juga di vokal.

“Dancing Tears” menyapa telinga kita pada awal album ini, komposisi ini pertama kali saya dengar dalam album Home (2005). Dalam Zentuary, komposisi tersebut terasa lebih emosional, dibuka oleh soundscape yang ditumpuk oleh vokal-vokal sayu.

Kemudian dalam komposisi berjudul “Lake Takengon”, kita bisa menikmati alunan dari Nya Ina “Ubiet” Raseuki yang bertegur sapa dengan solo gitar dari seorang Budjana. Satu hal yang menambah keyakinan kita bahwa Dewa Budjana memang salah satu musisi yang dipengaruhi oleh musik-musik etnik dan meleburkannya dengan komposisi yang ia lahirkan sendiri, tanpa mengaburkan rasa dan tanda-tanda tersebut.

Selanjutnya dalam komposisi “Rerengat Langit (Crack in The Sky)” kita akan disuguhkan dengan soundscape yang menggambarkan perasaan kontemplatif, tak lama setelah itu, muncul suara dari Risa Saraswati yang sedang membaca sebuah syair dalam bahasa Sunda dengan suara yang lirih.

Memaknai Zentuary bagi Dewa Budjana, adalah perihal memaknai sebuah titik awal dan sebuah tempat berteduh yang tenang. Singkatnya adalah sebuah kontemplasi, hal itu rasanya diterjemahkan dengan penuh perasaan, hingga akhirnya kedua belas komposisi yang ada dalam album tersebut dapat kita rasakan lebih kepada sebuah hasil dari refleksi perjalanan musik yang berpadu dengan pengalaman-pengalaman spiritual yang ia rasakan sendiri.

Here is a collection of places you can buy bitcoin online right now.

Andi Mochamad

Lelaki yang senang sekali membaca tentang Filsafat seni, Hermeneutika, semiotika, postmodern, kurasi terhadap musik, hingga cultural studies.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker