Interview

MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN JOE SHERBANEE – ROAD AHEAD

Keanggunan teknologi dipadukan dengan penjiwaan emosi tersirat dalam warna musik Joe Sherbanee. Dengan kemahirannya menulis dan tema yang hidup muncullah album The Road Ahead. Keberanian Sherbanee untuk membuat debut album berbahasa asing mematahkan beberapa kendala dalam musik itu sendiri. Menggabungkan jazz kontemporer dengan funk, blues dan pengaruh pop, perbandingan yang muncul sangat jelas dalam corak lagu ini yand tidak dapat dikategorikan. Berikut ini wawancara yang pernah dilakukan dengan Joe Sherbanee.

BR : Anda dibimbing oleh ayah Anda dalam bermain drum, apakah hal tersebut merupakan perkenalan Anda dengan musik ?

JS : Ya, saya rasa begitu, kami bukan keluarga pemusik, dan kami juga bukan sebuah keluarga pemain alat musik. Ayah saya main drum saat ia masih muda, hanya sebagai hobbi saja. Ia juga bermain drum saat berada di angkatan laut. Kami mempunyai satu set peralatan drum dan ia akan memainkannya saat ia ada waktu luang. Ia sangat tekun dalam bermain drum, sama seperti saya. Saya mengikuti jejaknya untuk tetap exist di drum karena hal tersebut keren bagi saya. Semasa saya berada di sekolah lanjutan saya benar-benar ikut terlibat dengan band sekolah. Saat itu saya menjadi drummernya dan saya menikmatinya. Saya sebagai drummer sebuah band jazz dan mengalami kemajuan sebagai menggubah karangan lagu, permainan, sampai sekarang.

BR: Jadi menurut Anda cerita tersebut adalah kali pertama Anda berkenalan dengan musik?

JS : Ya, saya rasa begitu, bermain musik, belajar main piano dan kombinasi mendengarkan cerita diselingi dengan suara musik. Ayah saya beramin drum dan sepupu saya memainkan clarinet dalam anggota marching band. Musik adalah sesuatu yang lahir dan berkembang di peradaban dimana Anda tumbuh, Anda dapat mendengarnya dari radio dan Andapun dapat melihatnya dari TV. Anda melihat dan mendengar dan mencoba untuk menandinginya atau mencoba untuk mempelajari apa yang sedang mereka perbuat. Dari situlah saya memulai segalanya.

BR : Bagaimana Anda berkenalan dengan jazz?

JS : Hmm…saat saya menjadi anggota band jazz di sekolah menengah. Saya sadar bahwa menjadi seorang drummer, ada beberapa orang yang benar-benar mendengarkan musisi yang top, dan saya rasa karena jazz adalah bentukan music versus rock yang dkembangkan lebih terorientasi. Dalam jazz Anda mendengarkan permainan dari musikus yang pasti. Ada seorang drummer favorit saya, Will Kennedy. Saat itu saya berusia 13 tahun, jadi apa saja yang menarik saat itu rasanya ingin mempelajarinya. Dan pada saat itu kebanyakan orang gandrung akan jazz. Saya tumbuh dengan mendengarkan Huey Lewis, The News, Heads dan group-group yang serupa.

BR : Anda belajar di sekolah musik ternama Berklee College dan telah lulus sarjana Bisnis Musik dari Universitas Southern California.

JS : Berklee mempunyai keunikan tersendiri, saya tidak akan berhenti menceritakan hal-hal yang baik tentang Berklee. Adalah suatu pengalaman yang tidak terlukiskan menjadi anggota keluarga Berklee, menjadi anggota group musisi elit, produser, penulis lagu, komposer dan guru. Jika Anda berjalan sepanjang koridor dan Anda akan melihat satu kelas sedang belajar komposisi klasik, di ruang kelas berikutnya asyik menulis harmoni, dan kelas lain sedang belajar teknik merekam. Ada juga kelas aliran heavy metal. Dengan hal tersebut Anda tidak akan menemui murid-murid berlalu-lalang sepanjang koridor. Ada juga beberapa orang yang dapat Anda temui untuk berdiskusi dan ngobrol tentang musik. Sesuatu yang jarang Anda dapatkan di universitas lain. Ini merupakan pengalaman yang mengagumkan berada di tengah-tengah mereka, begitu juga lingkungan Boston yang mendukung

BR : Menurut Anda siapa yang paling berpengaruh dalam karier musik Anda?

JS : Lagu apa saja yang saya dengar, saya suka. Saya suka memperhatikan apa yang orang lakukan…dan harus diakui bahwa hal tersebut akan mempengaruhi kita, hmm…saya akan mengatakan kalo Yellowjackets membawa pengaruh besar bagi saya, karena mereka benar-benar membuat saya tekun mendengarkan hasil kerja mereka. Alhasil, adalah suatu keberuntungan tersendiri bagi saya dapat bekerja sama dengan mereka. Saya adalah fans beratnya Pat Metheny dan tumbuh dengan musiknya Huey Lewis. Tetapi sulit rasanya mengatakan bahwa ada beberapa orang yang hasil karyanya saya dengarkan dan menghormati apa yang sudah mereka kerjakan. Saya ini orangnya moody. Saya suka merubah atmosfir dan musik. Dan saya juga pecinta film, jadi saya banyak mendapat inspirasi dari film tersebut dan musik soundtracknya.

BR : Anda benar soundtrack film dapat berpengaruh pada tone dan sentuhan emosionalnya juga.

JS : Saya rasa penopang utama bagi jazz kontemporer tidak adanya pandangan dan kesannya datar dan saya sangat menyukai merubah hal tersebut. Anda dapat merasakannya dengan menutup mata dan Anda akan tahu apa yang sedang terjadi. Hm… Big Cities adalah salah satu bukti yang semua lagunya dapat Anda rasakan dengan menutup mata. “November” koleksi lain yang dapat Anda rasakan dengan menutup mata seakan-akan Anda berada di tengah-tengah mereka ikut bergabung menikmati lagu tersebut. Penting bagi musisi untuk memberikan para pendengar sesuatu yang tersirat pada lagu tersebut.

BR : Kenapa Anda lebih tertarik pada jazz ketimbang musik yang lain?

JR : Saya pikir jika saya lahir dan tumbuh di daerah selatan mungkin saya akan menyukai jenis musik yang berbeda, dan saya akan berkembang di dataran barat. Menjadi bagian kota besar seperti Los Angeles, saya tumbuh di Orange County setengah jam perjalanan sebelah selatan LA. Tetapi daerah tersebut masih sama komunitasnya. Banyak perubahan kota disini. Ada jazz, rock. Sepertinya saya emrasa ada “klik” dalam diri saya kan jazz semasa sekolah lanjutan. Tidak ada keluarga saya yang suka jazz, menurut mereka jazz adalah musik aneh ….ha ..ha.

BR : Anda bercanda?

JS : Sama sekali tidak, ayah saya orang kuno, dia menyukai Ventures, Temptations dan group yang serupa. Mereka group hebat. Saya juga mendengarkan musik mereka. Ibu saya mempunyai selera musik yang beda. Kecintaan saya terhadap musik berbeda dengan ayah dan ibu (Pat Metheny, Yellowjackets). Musiknya lebih dari suatu bentuk karya seni. Ada beberapa pengalaman mendengar dan melihat yang dapat menggambarkan siapa saya. Terkadang saya berpikir suatu hari saya ingin menjadi bagian dari suatu perubahan. Selama ini saya mendengarkan “The Destination, The Journey”. Hal seperti itulah yang saya ingin lakukan dengan album road ahead. Mari kita simak : saya seorang virgo, sesuatu tidak pernah rampung, tidak pernah selesai, sempurna dalam beberapa hal. Kilas balik pada rekaman saya dua tahun lalu dan ada beberapa hal yang menurut saya tidak match dengan saya. Setelah itu saya melakukan rekaman ulang dan akhirnya saya tinggalkan (tertawa). Ini merupakan peringatan bagi saya apa yang selama ini saya perbuat, pelajari,dan saya dengar merupakan suatu pelajaran yang dapat diambil hikmahnya untuk emncoba melangkah ke arah yang lebih baik.

BR : Di album “The Road Ahead” salah satu tracknya berjudul “November”, menceritakan tentang penderitaan dan kekecewaan. Anda punya pengalaman yang sama?

JS : Saya tidak bermaksud memilih suatu hubungan, situasi kehidupan ataupun keadaaan hidup saya. Saya rasa ada beberapa nada yang dapat berfungsi sebagai terapi tersendiri. Atau suatu keadaan yang baru saja saya alami. Ada suatu percikan yang menggambarkan perasaan dan sederhana pada suatu waktu. Saya memilih melodi, mencoba memberi perubahan kecil yang umum. Saya ingin menciptakan sebuah nada yang asli tanpa saringan dan terdengar kasar. Hmmm….seperti [naik] roller coaster kesannya.

BR : The “Road Ahead” bagi saya suatu pengertian untuk maju….hal ini mewakili apa?

JS : Maju disini berarti Anda bisa menuju ke suatu tempat yang ingin Anda kunjungi dan begitu pula orang-oarang yang Anda temui. Bukan berarti apa yang ada di depan atau belakang Anda, bukan juga tentang apa yang telah Anda alami. Ini tentang masa lalu, saat ini dan yang akan datang berbaur menjadi satu. Beberapa hal tersebut adalah suatu impian masa depan yang ingin saya capai. Saya rasa saya terlallu muda untuk melakukan hal ini (22 tahun), dan hal ini bagi saya positif. Ketika Anda melakukan beberapa terapi, akan berkesan pribaid, Anda seperti mendapat bayangan sebuah terowongan kecil. Anda hanya bisa melihat sesuatu dengan keterbatasan, dan hal itu membantu membuka pikiran saya. The Road Ahead adalah elemen nyata. Ada beberapa orang aneh yang dapat Anda temui di jalan.Apa saja yang dapat Anda bayangkan tentang kota besar ke klub-klb kecil, terus ke bar-bar kecil di Nebraska.Begitulah!

BR : Track 5.30 Friday. Terkesan funky, jazz kontemporer, suatu pilihan yang bagus.

JS : Oh..ceritanya lucu, partner saya Theo Bishop dan saya selalu membuat lelucon tentang track itu, pernah kita memberi judul track tersebut denga Happy Days….kurang bagus….” Lagu ini sangant cocok di dengar saat kita berada dalam mobil …ah,ya “Friday..5.30”…wow judul yang keren,unik bagi kami. Kami memilih “Friday” karena hari itu merupakan akhir pekan dan kita memerlukan penyegaran. “Friday” biasa diartikan bagi para muda dengan kencan di kahir pekan, akhir pekan yang dapat memberikan suasana relax, memberi inspirasi untuk maju. Semisal…Anda orang yang sangat senang saat itu atau sebaliknya Anda sedang sedih…tiba-tiba Anda berkata pada diri Anda sendiri…hey,…harus ada sesuatu yang lebih baik besok.

BR : Persembahan Anda “Blackbirds” sangantlah beda, menenangkan, sangat pasti…lembut..

JS : Ini sangatlah beda dan terasa aneh bagi kebanyakkan orang. Jujur saya katakan saya tidak terlalau puas dengan hasil karya itu. Tetapi tentang alunan nada tersebut yang orang bicarakan. Hasil karya Andy di “blackbird” benar-benar mengagumkan, mainnya lepas, alunan drumnya kencang, dan tiba-tiba menjadi nada lepas lagi akhir lagu. Dari lagu tersebut yang paling mengena di hati saya adalah liriknya “ Ambil sayap-sayap patah ini dan belajarlah untuk terbang”….bagi saya ini sangat nyata dank arena itu saya merekam lagu ini.

BR : “San Luis” Tolong ceritakan saat hujan di malam hari di Boston dapat menginspirasi Anda untuk membuat lagu ini ?

JR : Suatu malam di asrama, ada salah satu ruangan untuk latihan dan saya ingin berlatih. Saat itu pukul dua dini hari, saya berada di depan piano dan memainkannya hingga pukul enam pagi. Saya ingin menggambarkan perasaan saya saat itu juga, dan saya ingin berbagi perasaan dengan seseorang bukan ibu atau teman semasa sekolah lanjutan tetapi dengan seseorang yang benar-benar mau mendengar, dan sebagian orang susah melakukan hal tersebut. Anda menyimpan beberapa masalah dalam diri Anda sendiri dan hal tersebut bukan diri saya. Saya menuliskannya di kertas dan saya rasa hal ini dapat menjadi surat tentang musik kepada teman. Dan pengaru dari Yellow Jackets dapat Anda dengar dalam lagu ini. Saksofon soprano mempunyai karakter tersendiri begitu juga alunan bassnya. Mereka seperti berbicara satu sama lain, Anda bisa rasakan dengan menutup mata Anda dan dengarkan baik-baik, alunan amsing-masing karakter bercampur menajdi satu. Ini adalah percakapan musik….itulah yang say tulis.

BR : Ceritakan tentang label jazz kontemporer independent dan perusahaan hiburan Watermark.

JS : Secara pasti label itu kuat. Semisal Anda seorang musisi menginginkan sesuatu yang lebih dan tidak hanya sekedar kontrak, jadi yang Anda lakukan seabgai artis/ musisi adalah berusaha mencari jalan keluarnya. Respon atas lagu kami tidak hanya berasal dari kalangan kami saja, kami menerima surat dari fan di seluruh dunia. Kami menerima cek royalti siaran radio dari Afrika Selatan dan Perancis, dan beberapa surat dari fan kami yang berada di Yugoslavia dan Brasil. Anda bisa bayangkan betapa menegejutakan bagi kami respon tersebut. Hasil penjualan album kami tidak besar, tapi apa yang kami berbuat sudah bagus walau tidak menghasilkan uang yang lebih, dan itu merupakan pendapatan kami. Saya mempunyai latarbelakang bisnis musik. Perusahaan Watermark merupakan hubungan saya dengan pihak lain yaitu Jon Larson (direktur). Kami bekerjasama dalam produksi film. Aneh kesannya ya…menurut saya satu momen dapat menuntun kita untuk menghadapi momen berikutnya.

BR : Apa yang ada di benak Anda tentang masa depan Anda dan apa tujuan hidup Anda yang paling spesifik?

JS : Masa depan saya terdiri atas menyenangkan orang lain, mendapat hiburan, mendapat seni bagi orang yang membutuhkan pencerahan, atau yang membutuhkan bantuan spiritual. Kami melakukan ini semua untuk menghasilkan uang demi hidup saya. Saya menginginkan kesempatan untuk dapat membuat rekaman yang lebih banyak lagi. Saya ingin menjadi bagian dari sesuatu yang nyata dan mempunyai perusahaan yang dapat memproduksi jenis hiburan apap saja. Saya ingin orang-orang mempunyia suara mereka masin-masing, muncullah Native Language. Suatu wadah dimana mereka bisa menyampaika keinginan mereka yang sebelumnya belum tersedia untuk mereka.

BR : Menjadi musisi jazz, komposer, mengadakan pertunjukkan atau berada di jalan, mana yang menjadi favorit Anda?

JS : Bagian favorit saya adalah menciptakan suatu hubungan, keanekaragaman bakat dan musik yang berada di sekitar Anda. Penulis, suku pribumi, kebudayaan sekitar Anda. Bisa asyik, intelektual bisa apa aja. Bentuk dari seni ini begitu bersih, bukan jenis musik rap, musik agresif yang keras. Ada sesuatu disana, musiknya para musisi dan ada seni trsendiri disana. Pendek kata seperti menemukan point dalam musik kontemporer, rock & roll, blues. Jadi jika Anda ingin memulai sesuatu yang baru ingatlah Anda dulu berada di lingkunagn seperti apa. Saya rasa jazz adalah suatu hal yang solid untuk memulai sesuatu.

BR : Ceritakan kebiasaan Anda saat mencipta lagu?

JS : Saya membutuhkan kerja keras. Saya adalah pria suka bersibuk diri, mulai dari urusan bisnis, keluarga, dan saya mampu bertahan selama 3 minggu duduk dan memainkan alat musik untuk menuangkan ide saya. Saya tidak ada waktu untuk bercanda, Saya masih bermain, mengadakan pertunjukkan, memproduksi dan menulis. Saya harus mengemudikan perahu saya. Saya tidak bisa hanya duduk saja dan memaksa mengeluarkan ide yang saya punya, jika saya merasa sesuatu saya akan memainkan piano dan menulis sebanyak yang saya bisa atau merekam suara saya sendiri saat bernyanyi. Saya percaya bahwa saya harus mnempuh jalan yang panjang, saya masih bisa mendengarkan hal-hal baru, menulis hal-hal baru dan menjadi bagian terbaik di dunia. Saya rasa jazz mampu memberi kemampuan tersebut.

BR : Sebagai pencipta lagu , “ The Road Ahead” sebagai contoh dan Anda sudah menentukan tanggal, musisi yang akan membawakan lagu tersebut, Apakah mereka telah melihat warna dari musik itu sebelumnya? (sebelum rekaman berlangsung)

JS : Beberapa waktu ya, karena kebanyakan dari mereka telah mendengar apa yang telah saya kerjakan. Tetapi di lain pihak mereka memainkan lagu tersebut dan menyelesaikannya. Seperti itulah …sesuatu itu bisa menjadi baik dan buruk.

BR : Apa yang terlintas dalam benak Anda pengalaman yang mengesankan sebagai musisi professional?

JS : Mengadakan pertunjukan dengan beberapa orang hebat, menghabiskan waktu dengan Yellowjackets adalah hal yang mengesankan. Saya merasa beruntung berada di tengah-tengah orang yang mendukung saya sepenuhnya, hal itu merupakan momen yang sangat mengesankan karena momen tersebut yang mendorong pengalaman saya untuk tumbuh.

BR : Nasihat apa yang baik menurut Anda jika ada seseorang ingin meraih karir dalam musik jazz?

JS : Percaya pada diri sendiri, percaya terhadap apa yang Anda perbuat, dan jangan biarkan orang lain menyetir keinginan Anda. Saya rasa tidak ada jeleknya jika kita membuat kesalahan,karena dengan kesalahan merupakan pelajaran bagi kita. Dengan tumbuh kita mendapat kesempatan untuk gagal dan kita harus menghadapinya. Anda semestinya belajar dari kesempatan. Saya rasa Native language adalah tempat terbaik untuk bisnis. Kami membutuhkan seni yang sempat kurang dari musik. Joe Sherbanee memproduksi album baru Theo Bishop dengan menampilkan Jonathan Butler, Eric Marienthal, Nathan East, Lori Perry, Steve Oliver dan Steve Reid dari Rippingtons. Keanekaragaman kemampuan dalam mencipta lagu yang dapat menginspirasi dan membangkitkan ide. Saya tidak tahu apakah saya seorang musisi atau pembuat film, tetapi seorang artis adalah orang yang melakukan seperti yang dia lakukan. (*/Retno/Beatrice Richardson/NativeLanguage.com/WartaJazz.com)

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker