NewsProfile

BUBI CHEN – ‘ART TATUM’ DARI ASIA

 

Bubi Chen lahir di Surabaya, 9 Februari 1938. Saat berusia 5 tahun oleh ayahnya Tan Khing Hoo, Bubi diserahkan kepada Di Lucia – seorang pianis berkebangsaan Italia – untuk belajar piano. Meski belum bisa membaca bahkan memahami not balok, Di Lucia bisa mengajarinya.

Ketertarikannya mempelajari jazz lantaran sering melihat latihan dan pertunjukan kakak-kakaknya, Jopie dan Teddy Chen. Meskipun ia sempat belajar piano klasik dengan Josef Bodmer, guru piano berkebangsaan Swiss dan menekuni musik-musik karya Mozart, Bethoven dan Chopin.

Saat belajar bersama Bodmer ini, suatu ketika Bubi tertangkap basah oleh sang guru sedang memainkan sebuah aransemen jazz. Bodmer tidak marah, justru malah berpesan, “Saya tahu jazz adalah duniamu yang sebenarnya. Oleh karena itu, perdalamlah musik itu”.

***

Bubi belajar jazz secara otodidak. I a mengikuti kursus tertulis pada Wesco School of Music, New York antara tahun 1955-1957. Salah seorang gurunya adalah Teddy Wilson, murid dari tokoh swing legendaris Benny Goodman.

Di Kota Buaya, Surabaya Bubi Chen membentuk sebuah grup bernama The Circle bersama Maryono(saksofon), F.X. Boy (bongo), Zainal (bass), Tri Wijayanto (gitar) dan Koes Syamsudin (drums).

Bersama Jack Lesmana (alm), Maryono(alm), Kiboud Maulana, Benny Musthapa dan kakaknya Jopie Chen, ia juga tergabung dalam Indonesian All Stars. Kelompok Indonesian All Stars ini malah sempat berangkat dan tampil di Berlin Jazz Festival pada tahun 1967. Setelah itu mereka rekaman dan menelorkan album yang kini menjadi barang langka, “Djanger Bali”. Album ini digarap bersama seorang klarinetis ternama asal Amerika Serikat, Tony Scott.

Bubi Chen pernah membuat rekaman jazz bersama Nick Mamahit dan diproduseri Suyoso Karyoso atau yang akrab dipanggil mas Yos. Tahun 1959, bersama Jack Lesmana, ia membuat rekaman di Lokananta. Rekamannya yang bertitel Bubi Chen with Strings perndah disiarkan oleh Voice of Amerika dan dikupas oleh Willis Conover, seorang kritikus jazz ternama dari AS.

Bubi juga pernah membentuk Chen Trio bersama saudaranya Jopie dan Teddy Chen ditahun 1950-an. Ditahun yang sama ia juga bergabung dengan Jack Lesmana Quartet yang kemudian berganti menjadi Jack Lesmana Quintet.

Menetap di Surabaya, Bubi Chen menularkan ilmu yang dimilikinya. Beberapa diantaranya cukup dikenal antara lain Abadi Soesman, Hendra Wijaya, Vera Soeng dan Widya Christanti.

***

Bubi Chen telah merilis banyak album. Beberapa diantaranya Bubi Chen And His Fabulous 5, Mengapa Kau Menagis, Mr. Jazz, Pop Jazz, Bubi Chen Plays Soft and Easy, Kedamaian(1989), Bubby Chen and his friends (1990), Bubi Chen – Virtuoso(1995), Jazz The Two Of Us (1996), All I Am (1997) dan banyak lagi.

***

Beberapa catatan kritikus yang pernah dibuat antara lain sebagai berikut:

Menanggapi karya Bubi Chen seorang Harry Roesli pernah menulis “…Bayangkan, sebuah otonomi estetik kecapi-suling disusupi secara indah oleh Bubi Chen dengan bentuk improvisasi dan subtitusi jazz. Bayangkan sebuah harmoni sakral dan hampir minimalis, dibayangi oleh idiom-idiom jazz dari permainan Bubi Chen dengan akur-akur seluas-luasnya, bahkan dengan teknik super-impossion yang demikian modern. Secara teknik saja, hal itu sudah menarik. Tetapi ini lebih dari itu, Bubi Chen total, lentur, “kawin” dengan pakem-pakem kecapi-suling, tanpa menghilangkan karakter dia yang kuat, juga kentalnya sentuhan dan rasa seorang Bubi Chen. Makanya, hal ini bisa disebut “Hebat” … (Harry Roesli, 4 September 1989).

Bubi Chen adalah seorang pianis yang seluruh jiwanya dicurahkan kepada musiknya. Apapun yang keluar dari tangannya pada piano, selalu mencerminkan musikalitasnya yang berakar pada jazz. Diberikan kepadanya sekumpulan lagu2 Indonesia yang indah dan seksi rhythm dengan kaliber Benny Mustafa pad drum dan Perry Pattiselano pada bass, tentu kita akan bertanya, apakah jadinya? Tanpa banyak analisa, putarlah kaset ini, dan adna akan mendenarkan interprestasi lagu2 indonesia dalam nada2 dan improvisasi yang liris dan menyegarkan. Kadang2 lembut, kadang2 penuh vitalitas yang lincah, tetapi selalu disertai penuh musikalitas. Duet piano dan bass pad lagu Api Asmara adalah salah satu “performance” yang pasti anda belum pernah mendengarnya dan hanya dapat disuguhkan oleh pianis Bubi. Semuanya ini akan anda hayati dalam album Selembut Kain Sutera. (Sudibyo PR)

***

Penampilan pianis yang kini menjadi salah satu maestro negeri ini, masih dapat dinikmati dibeberapa panggung jazz sebut saja Smooth Jazz di UGM, Jazz Goes to Campus Universitas Indonesia dan beberapa pentas jazz di Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota-kota lain.

Karyanya juga kerap menghiasi stasiun radio dalam dan luar negeri. Misalnya, radio KFAI 90.3 FM di Minneapolis, KUSP 88.9 FM di Santa Cruz, California Amerika Serikat yang menyiarkan nomor dari Bubi Chen dalam acara Global Beat.

Bubi Chen, Benny Likumahuwa, Jeffrey Tahalele, Oele Pattiselanno dan Jacky Pattiselanno saat tampil di Bali Jazz Festival 2005, Photo by Kushindarto/WartaJazz.com

Sepanjang karirnya Bubi Chen telah tampil dalam sejumlah festival diantaranya Bali International Jazz Rendezvous (2004), Bali Jazz Festival (2005), Java Jazz Festival, Jak Jazz, JazzTraffic Surabaya dan banyak lagi lainnya.

Pada tahun 2004, Bubi Chen menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian seni dari mantan presiden Megawati. Setahun kemudian, pada tahun 2005, Peter F. Gontha pada gelaran Java Jazz Festival yang pertama memberikan penghargaan sebagai musisi Jazz Living Legend kepada Bubi Chen. Bubi Chen juga mendapatkan Life Achievement Award dari gubernur Jawa Timur karena dinilai telah memperkenalkan Surabaya ke dunia internasional melalui musik jazz. Penghargaan tersebut diberikan pada gelaran Wismilak The Legend of Jazz yang diadakan pada awal tahun 2010.

radionetherlands.nl mengutip dari Richard Pattiselanno seorang musisi Jazz yang tinggal di Belanda mengenang Bubi Chen sebagai “Dia raja pemain piano di Asia,” ujarnya.

Pada tanggal 16 Februari 2012, Bubi Chen meninggal dunia pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Telogorejo, Semarang setelah cukup lama mengidap penyakit diabetes melitus. Bubi Chen dimakamkan di kota kelahirannya di Surabaya.

(*/Berbagai sumber/WJ)

Dipublikasikan pertama kali pada  Feb 12, 2004, disunting kembali dengan penambahan beberapa update 09 Februari 2022

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker