News

Jazz goes to UGM, hajatan besar Fakultas Ekonomi

Meskipun hajatan besar musik jazz di Universitas Gajah Mada yang dikomandani oleh seorang dosen dan pengamat ekonomi terkenal Tony Prasetiantono ini tidak bisa berlangsung setiap tahunnya, namun tahun ini sudah memasuki penyelenggaraan yang ke-10. Mas Tony sudah merintisnya sejak tahun 1987. Event ini dulu dikenal dengan nama Economic Jazz Live UGM. Tahun ini diselenggarakan pada tanggal 18 Oktober di gedung Graha Sabha Pramana UGM.

Acara ini digelar dengan didahului dengan publikasi yang cukup mengena bagi penggemar musik jazz di Yogyakarta. Seperti pada penyelenggaraan tahun lalu, UGM-Mandiri Jazz 2008 ini tiketnya sudah terjual habis sejak H-10. Menurut klaim dari panitia, mereka telah menyediakan 4000 lembar tiket dengan penawaran harga yang cukup variatif dari Rp. 20.000 – Rp. 150.000.

Kesempatan tahun ini, UGM-Mandiri Jazz 2008 menampilkan Trisum plus Idang Rasjidi and Friends. Penampilan mereka didukung oleh hadirnya Donny Suhendra, Reika Roeslan, Rio Febrian dan Glenn Fredly. Tidak kalah menariknya secara publisitas acara ini adalah Butet Kartaredjasa dan Dian Satrowardoyo yang turut hadir memeriahkan sebagai MC.

***

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, konser akan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama akan menampilkan duo gitar Dewa Budjana dan Tohpati Ario Hutomo yang tergabung dalam kelompok Trisum plus penampilan mantan gitaris Krakatau, Donny Suhendra. Selain memainkan lagu-lagu instrumental, penampilan Trisum juga akan dipermanis dengan vokalis Rio Febrian. Sesi ini berlangsung kurang lebih 90 menit.

Trisum kali ini tampil dengan didukung oleh M. Sa’at Syah (flute), Indro Hardjodikoro (bass) dan Echa (drum). Sebagia komposisi pembuka adalah ‘Cublak – Cublak Suweng’ yang warna yang unik. Rasanya, pada bagian melodi tidak asing lagi bagi segenap pecinta musik jazz dari Yogyakarta. Namun mereka menampilkannya dengan penuh isian improvisasi dalam tempo yang relatif cepat. Sehingga terasa agak terpeleset – peleset kalau ingin mencerna komposisi ini dengan mudah. Komposisi kedua, Budjana dan Tohpati mengundang Donny Suhendra untuk ikut naik panggung. Mereka menampilkan tembang bernuansa jazz rock yang cukup kental ‘October Rain’. Komposisi ketiga ‘Guitar Midnight’, trio gitar ini tampil dengan menggunakan gitar akustik, bak melihat penampilan konser gitar legendari antara John McLaughlin, Al DiMeola dan Paco DeLucia. Selanjutnya, tembang manis milik Tohpati ‘Lukisan Pagi’ meluncur dengan intro yang agak “lain” dari suara Rio Febrian. Selain itu, Rio masih tampil membawakan ‘Ku Ada Di Sini’.

ugm-jazz-mandiri-047.jpg

“Saya masih kesulitan untuk membawakan komposisi ini, belum banyak latihan”, begitu ungkapan merendah dari Donny ketika akan memainkan komposisi karya Budjana ini. Memang, komposisi ini yang cukup “jlimet” dan cepat. Nada – nada kromatiknya memang menonjol. Kalau kita perhatikan, gitaris Pat Metheny juga sering mengeluarkan jurus tersebut. Dalam komposisi ini ekspresi mereka seolah tercurahkan dengan bebas. Di tengah – tengah komposisi ini, sempat terdengar riff melodi tembang ‘Making Music’-nya Zakir Hussein yang dimainkan oleh Sa’at serta ‘La Fiesta’-nya Return To Forever. Pada bagian akhir pertunjukan Trisum, giliran Indro dan Echa berunjuk gigi sebelum mereka memasuki komposisi ‘Mahabharata’.

Di samping itu, penampilan para pendukung Trisum dalam kesempatan tersebut juga sempat menarik perhatian para penonton, terutama Yesaya Sumantri atau yang lebih akrap dengan panggilan Echa. Masih muda, energik dan bagus sekali dalam sense of time-nya. Isian – isian rovelnya cukup padat dan powernya sudah menonjol. Sekilas M Sa’at juga menarik perhatian penulis. Rasanya, penambahan instrumen flute dalam kesempatan tersebut memang cocok. Dia bisa memperkaya warna Trisum.

Trisum memang lebih mengacu kepada ke konsep musiknya dari pada konsep groupnya. Dengan demikian, formasi kelompok ini lebih terbuka dan hal tersebut juga menjadi sebuah tantangan kreasi yang menarik. Beberapa waktu lalu, Trisum bahkan tampil bareng bersama Henry Lamiri (biola). Tidak menutup kemungkinan pada suatu saat tampil juga bersama Indra Lesmana. Bagi Budjana dan Tohpati sendiri, tampil bertiga sepertinya lebih menantang dari pada duet. Ada suatu sinergi yang kadang hasilnya diluar dugaan sebelumnya.

***

Setelah jeda 15 menit, konser dilanjutkan dengan penampilan Idang Rasjidi and Friends. Mereka juga akan memainkan nomor-nomor instrumental, selain menampilkan penyanyi Glenn Fredly dan Rieka Roeslan. Rieka dikenal sebagai mantan vokalis The Groove dan menggagas kelompok vokal Lima Wanita.

ugm-jazz-mandiri-157.jpg

Idang Rasjidi (piano/voice) yang tampil bersama Shadu Rasjidi (bass), Agam Hamzah (gitar), Eddy Syakroni (drums) plus Philipe Ciminato (perkusi) memukau penonton tatkala menimpali vokal Rieka dalam lagu manusia. Bahkan Rieka mampu membujuk direktur utama Bank Mandiri Agus Martowardoyo untuk sedikit bernyanyi. Pada lagu lain, berjudul “Wanita”, Rieka mengajak Dian Sastro untuk berjoget diatas panggung dan berhasil mengajak para penonton untuk berdiri dan bergoyang.

Selepas Rieka, Glenn Fredly menggenapkan pertunjukan dengan menyajikan 4 buah nomor salah satunya “Just the two of us” milik Groover Washington Jr.

***

Melihat animo penonton yang luar biasa mulai dari penjualan tiket hingga kehadiran mereka di tempat pertunjukan membuat Toni Prasetiantono yang ditemui penulis seusai pertunjukan optimis bahwa tahun depan mereka dapat menyelenggarakan acara serupa namun bertaraf internasional.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker