Profile

Paquito D’River Saksofonis & Klarinetis Latin Jazz

Paquito D’Rivera pemain saksofon dan klarinet telah menyimbangkan karier di jazz latin juga sebagai komposer klasik dan penampilan dengan orkestra klasik.
D’Rivera mewarisi pemahaman musik dari ayahnya, Tito seorang pemain saksofon klasik dan konduktor. Pada usia lima tahun, ia mulai diajari teori musik oleh ayahnya. Dalam setahun, dia bermain cukup baik untuk dibayar sebagai musisi. Pada usia tujuh tahun, ia musisi termuda yang mendukung alat musik (saksofon Selmer). Tiga tahun kemudian, D’Rivera tampil dengan National Theatre Orchestra of Havana. Meskipun awalnya ia memainkan soprano saksofon, D’Rivera beralih ke alto setelah belajar sendiri bermain melalui buku Jimmy Dorsey “Saxophone Method A School od Rhythmic Saxsophone Playing” yang memperkuat pengetahuannya tentang musik dan teknik bermain.
D’Rivera mulai belajar di Havana Conservatory of Music di tahun 1960. Pada tahun 1965, ia menjadi solois unggulan dengan Cuban National Symphony Orchestra. Setelah bermain dengan Cuban Army Band, ia bergabung dengan pianis Chu Chu Valdez untuk mendirikan Orchestra Cubana de Musica Moderna, dan menjabat sebagai konduktor band selama dua tahun.
Pada tahun 1973, D’Rivera bergabung dengan delapan anggota orkestra Cubana de Musica Moderna untuk membentuk Irakere. Grup yang memadukan musik jazz, rock, klasik, dan musik tradisional Kuba, menjadi grup Kuba pasca-Castro pertama yang menanda-tangani kontrak dengan lebel rekaman Amerika. Sering dengan band D’Rivera berkeliling dunia dan grup Irakere inipun menjadi ansambel jazz di peringkat atas.
Pada tahun 1979, grup ini bergabung dengan musisi jazz dan rock Amerika untuk festival musik, Havana Jam yang direkam dan dirilis pada tahun berikutnya. Pada tahun 1981, D’Rivera membelot dari Kuba pindah ke Amerika Serikat. Tak lama setelah itu, ia bermain dengan musisi Amerika seperti: Dizzy Gillespie, Davis Amram, dan Mario Bauza. Menurut Bauza, D’Rivera adalah satu-satunya musisi yang dia kenal di panggung memainkan jazz latin asli, semua yang lainnya memainkan jazz Afro-Kuba.
Album solo debut D’Rivera, “Blowin'” dirilis pada Juni 1981 diikuti oleh, “Mariel” setahun kemudian. Majalah Time menulis; “Jazz bopped-up, romantis, asin dan sensual yang dia buat tidak mengenal politik yang nyata. Ini berakar sama dalam ritme latin rumah kaca di tanah airnya dan horn yang terbang tinggi seperti: Charlie Parker, John Coltrane, dan Lee Konitz”.
Pada tahun 1988, Paquito D’Rivera diundang untuk menjadi anggota piagam grup all-stars 15 anggota Dizzy Gillespie, United Nation Orchestra.
Pada tahun yang sama, dia menjadi solois tamu di National Symphony Orchestra untuk penampilan perdana dunia mereka dari, “David Street Blues” karya Roger Kellaway di John F. Kennedy Center. D’Rivera terus terlibat dengan berbagai proyek.
Selain tampil dengan: Paquito D’Rivera Big Band, Paquito D’Rivera Quintet, grup musik kamar Triangulo, dan band calypso juga salsa The Caribbean Jazz Project, ia mulai menerima tawaran untuk menggubah grup musik dan orkestra. Pada tahun 1989, ia menggubah, “New York Suite” untuk Gerald Danovich Saxsophone Quartet, dan lima tahun kemudian ia menggubah, “Aires Tropicales” untuk Aspen Wind Quintet, karya tersebut kemudian dibawakan oleh setidaknya empat kuintet.
Pada tahun 1997 album, “D’Rivera Portraits of Cuba” menerima Grammy Award sebagai “Best Latin Jazz Performance”. Selama musim panas 1999, ia berkolaborasi dengan Chamber Orchestra Werneck Jerman dalam serangkaian program, “D’Rivera Meets Mozart”.
Dia adalah artis in-residence untuk New Jersey Performing Arts Commision dan direktur artistik
yang bertanggung jawab atas pemprogram jazz untuk New Jersey Chamber Music Society.
Autobiografinya “My Sexual Life” diterbitkan oleh penerbit Spanyol Seix Barral, bersama dengan sejumlah novel “En Tus Brazos Morenos”, yang dijadwalkan menyusul tak lama kemudian.
Album, “Live at the Blue Note” muncul pada tahun 2000, dan diikuti oleh album, “Habanera” pada awal 2001. Di tahun 2001 ia merilis, “The Clarinetist, Vol.1” rekaman pertamanya mengandalkan secara eksklusif pada kekuatan instrumen alat tiup kayunya.
Berikutnya album, “Brazilian Dreams” (2002) sebuah rekaman live yang menampilkan New York Voices dari pemain trompet Claudio Roditi, memenangkan Grammy Award untuk kategori “Best Latin Jazz Album”.
“Big Band Time” dirilis pada tahun 2003, dan berlanjut dengan rilisnya beberapa album seperti: “Music of Both Worlds”, “Tribute to Cal Tjader”, dan “Riberas” album terakhir ini kembali memboyong Grammy Latin untuk kategori “Album Klasik Terbaik”. Demikian juga dengan, “Jazz Chamber Trio” yang dinominasikan Grammy menyusul di tahun 2005. Pada 2007, D’Rivera membawakan, “Funk Tango” yang juga membawa pulang penghargaan Grammy lainnya, kali ini untuk “Album Jazz Latin Terbaik”. Dua tahun kemudian, ia bekerja dengan pemain klarinet Sabine Meyer untuk album, “Jazz Clazz”.
Paquito D’Rivera di tahun 2010 merilis album live ekspansif, “Panamericana Suite” yang memenangkan dua Grammy Latin untuk kategori “Album Jazz Latin Terbaik” dan “Komposisi Kotemporer Klasik Terbaik”.
Selanjutnya D’Rivera bergabung dengan virtuoso gitar klasik Paraguay Berta Rojas untuk album, “Dia y Medio: A Day and a Half” pada tahun 2012.
Di tahun 2013, dia memberi penghormatan kepada ibunya dengan merilis album trio bertema Brasil, “Songs for Maura” yang juga memenangkan Grammy untuk “Album Jazz Latin Terbaik”. Setahun kemudian, ia menggabungkan kecintaan pada jazz dan klasik dengan, “Jazz Meets the Classics”, menampilkan pengerjaan ulang komposisi yang penuh petualangan oleh: Bethoven, Mozart, Chopin, dan lainnya.

Dirilis pada tahun 2015 album, “Paquito D’Rivera & Quinteto Cimarron in Aires Tropicales” yang didukung oleh kuartet gesek Quinteto Cimarron.

Pada tahun 2016, D’Rivera menampilkan musik penyanyi, pianis dan komposer terkenal Meksiko Armando Manzanerro di album, “Paquito & Manzanerro”.

Paquito D’Rivera punya nama asli Francisco de Jesùs Rivera Figueras di lahirkan di Kuba, Havana, sejak kecil memang sudah diperkenalkan dengan musik jazz oleh ayahnya yang memang seorang musisi, menghibur dia dengan memperdengarkan rekaman: Duke Ellington dan Benny Goodman.

Pada tahun 1980, D’Rivera menjadi tidak puas dengan batasan yang ditempatkan pada musiknya di Kuba selama bertahun-tahun. Dalam sebuah wawancara dengan Reason TV, D’Rivera mengingat bahwa pemerintah komunis Kuba menggambarkan musik jazz dan rock and roll sebagai musik “imprealis” yang secara resmi dilarang pada 1960/1970-an, dan bahwa dengan pertemuannya dengan Che Guevara memicu keinginannya untuk meninggalkan Kuba. Pada awal 1980, saat tur ke Spanyol, ia mencari suaka dengan Kedutaan Besar Amerika meninggalkan istri dan anaknya, dengan janji untuk membawa mereka keluar Kuba.

Setibanya di Amerika Serikat, D’Rivera mendapat dukungan besar untuknya dan keluarganya. Ibunya Maura, dan saudara perempuannya Rosario telah meninggalkan Kuba pada tahun 1968 dan menjadi warga negara AS.

Pada tahun 2005, D’Rivera menulis surat yang mengkritik gitaris Carlos Santana atas keputusannya untuk mengenakan T-shirt dengan gambar Che Guevera pada acara Academy Awards 2005, mengutip peran Guevera dalam eksekusi kontra-revolusioner di Kuba, termasuk sepupunya sendiri..

Ahmad Jailani

Menyukai jazz sejak masih di SMP. Wiraswastawan yang mulai membentuk komunitas Balikpapan Jazz Lovers pada 2008 ini juga kerap menulis artikel jazz di koran-koran lokal di Balikpapan dan sejak 2009 rutin menulis tentang jazz di akun facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker