FestivalNews

Mangkunegaran Jazz Festival digelar 29-30 Maret 2019

Press Conference Mangkunegaran Jazz Festival. Foto by Solopos

Puro Mangkunegaran mempersembahkan festival musik jazz pertama yang diselenggarakan oleh Kerajaan di Jawa yang menggambarkan akulturasi budaya modern dan tradisional. Akan menampilkan seni khas Puro Mangkunegaran, pertunjukan musik, berbagai kuliner, dan instalasi seni pada tanggal 29-30 Maret 2019 mendatang.

Mengacu pada keberhasilan “Road to Mangkunegaran Jazz Festival 24-25 November 2018” panitia memperkirakan akan kedatangan pengunjung 10,000 sampai 15,000 orang mengingat acara ini tidak dipungut biaya.

Mangkunegaran Jazz Festival 2019 mengangkat tema “Serat Waragasa (Jiwa, Raga dan Rasa)” yang akan diselenggarakan pada 29-30 Maret 2019 bertempat di Lapangan Kavallerie-Artillerie Pamedan, Puro Mangkunegaran – Solo Jawa Tengah.

Ikon dari even Mangkunegaran Jazz Festival 2019 sama seperti event sebelumnya, yaitu Adipati Karna, tentunya dengan sentuhan yang lebih berwarna.

Artis yang akan tampil dalam event Mangkunegaran Jazz Festival 2019 pun beragam, ada artis internasional dari Inggris yaitu Lianne La Havas asal dari Inggris yang telah menghasilkan dua album yaitu ‘Is Your Love Big Enough?’ dan ‘Blood’ dengan hits single ‘Unstoppable’. Lianne La Havas akan menghadirkan album baru tahun ini.

Sementara dari jajaran artis nasional yang akan tampil adalah D’Masiv, Ardhito Pramono, Eva Celia, dan Jordy Waelauruw feat. Tommy Pratomo. Komunitas musik jazz lokal di Solo pun akan tampil turut memeriahkan suasana. Serta akan ada penampilan spesial dari sanggar tari Kinarya Soeryo Sumirat.

Beragam kain dari berbagai daerah di Indonesia juga hadir dalam Festival Kain Nusantara “Cerita Kain… Tentang Kain…” pada 29-30 Maret 2019 untuk turut merayakan Mangkunegaran Jazz Festival 2019 dan menjadi bagiannya di Pendopo Puro Mangkunegaran – Solo. Festival Kain Nusantara juga akan mengadakan beragam workshop untuk berinteraksi dan menambah wawasan masyarakat yang datang.

***

Puro Mangkunegaran atau Praja Mangkunegaran Surakarta didirikan pada 17 Maret 1757 setelah Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) berjuang selama 16 tahun lebih dan ditandatanganinya Perjanjian Salatiga.

Pangeran Sambernyawa berhasil menaklukkan berbagai daerah di Pulau Jawa. Pangeran Sambernyawa merupakan raja pertama di Puro Mangkunegaran dengan gelar KGPAA. Mangkunagoro I. Puro Mangkunegaran berdiri kokoh hingga saat ini pada pemerintahan KGPAA. Mangkunagoro IX.

Gedung Kavallerie-Artillerie, yang terletak di Lapangan Pamedan Puro Mangkunegaran, dibangun pada tahun 1874 pada masa pemerintahan KGPAA. Mangkunagoro IV. Gedung bersejarah ini dahulu digunakan sebagai barak Legiun Mangkunegaran, Legiun Mangkunegaran dibentuk pada masa pemerintahan KGPAA. Mangkunagoro II.

Sedangkan Lapangan Pamedan dahulu digunakan sebagai tempat latihan dan pusat kegiatan Legiun Mangkunegaran. Legiun Mangkunegaran merupakan unit militer Asia paling modern pada masanya dan diakui oleh Napoleon Bonaparte.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker